Peran Mahasiswa dalam Pelestarian Hutan di Wilayah Bedengan

Hutan wisata bedengan atau yang lebih dikenal Bumi Perkemahan Bedengan merupakan destinasi wisata alam terbuka yang mulai tereksplorasi. Kawasan ini menjadi panorama alam memikat yang menghadirkan pesona hutan pinus dan sungai jernih yang seiring berjalannya waktu dikunjungi oleh banyak wisatawan. 

Banyak potensi yang dapat digali pada hutan wisata yang terletak di Dusun Selokerto, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Namun, pengembangan potensi wisata alam merupakan yang paling dominan dan seringkali menutup potensi lain yang seharusnya bisa diberdayakan di wilayah tersebut.

Hal itu ternyata tidak serta merta membawa keuntungan, justru sebagian besar dari wisatawan yang datang acapkali tidak menjaga kelestarian kawasan hutan di area wisata bedengan. Ini mengindikasikan bahwa tidak sedikit wisatawan yang apatis dan tidak peduli  akan pentingnya hutan yang lestari dan keanekaragaman hayati yang terkandung dalam ekosistem hutan tersebut.

Karena itulah team Luwhut Universitas Negeri Malang yang terdiri dari Syahrizal Eka Sasmita, Dwi Nur, Rista Aulia, dan Shalsabela Imelda prodi Kimia berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada para pengunjung akan pentingnya menjaga keselarasan, keseimbangan, dan kelestarian ekosistem darat, utamanya hutan, sekaligus melakukan aksi pelestarian area hutan di wilayah bedengan dengan penanaman tanaman hias. 

"Pengunjung harusnya tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak mengambil dan merusak tanaman yang sudah tertanam di wilayah Bedengan, karena bedengan di samping sebagai objek wisata juga merupakan hutan yang sepatutnya harus dilindungi," kata Wika dalam wawancara langsung bersama team Luwhut (Selasa, 7/10/23)

Menurutnya, sebagai obyek wisata, hutan bedengan juga semestinya diperhatikan. Perkembangan dari wisata bedengan tidak seharusnya membuat masalah lingkungan dikesampingkan sehingga semakin bertambahnya pengunjung akan cenderung semakin tercemar lingkungan tersebut atau bahkan merusak alam. Misalnya, dengan banyaknya sampah yang tercecer dan dibuang sembarangan adalah akibat dari meningkatnya jumlah pengunjung yang datang saat puncak musim liburan atau ketika wisata bedengan tengah viral di media sosial. Meskipun, di sisi lain membawa dampak positif bagi peningkatan income masyarakat setempat yang bekerja di wilayah bedengan dan pihak pengelola wisata tersebut. 

Maka dari permasalahan itu, kegiatan utama dari team Luwhut adalah pelaksanaan workshop yang membahas tentang kegiatan pelestarian hutan yang dapat digiatkan oleh masyarakat setempat dan para wisatawan. Dalam kesempatan tersebut team kami juga mencoba memperkenalkan program Luwhut. 

Program Luwhut adalah salah satu bentuk aksi peduli ekosistem darat, utamanya wilayah hutan yang seiring waktu terus mengalami degradasi lahan. Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi bersama mengenai keadaan hutan, permasalahan hutan dan solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada, kami akan ikut andil dalam proyek pelestarian hutan di kawasan wisata Bedengan.

Diharapkan, hutan yang merangkap sebagai destinasi wisata di wilayah Bedengan mampu menjadi hutan yang tetap lestari dan terjaga kualitas ekosistemnya. Hal itu juga nantinya akan merujuk pada peran dari berbagai pihak, seperti masyarakat, pengelola, dan para pengunjung sehingga hutan di kawasan wisata Bedengan tidak sampai tereksploitasi oleh pihak-ihak yang menyalahgunakan fungsi dari hutan dan mampu memegang erat kearifan lokal yang ada.

Komentar